Sangatta – Kebijakan Guru Penggerak (GP) yang digulirkan oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2020 merupakan sebuah terobosan yang dilakukan oleh Kemendikbudristek dalam peningkatan mutu atau profesionalisme guru. Melalui program ini, dicari guru-guru yang memiliki keinginan kuat untuk belajar, menyukai tantangan, dan mau keluar dari zona nyaman.
Di Kutai Timur sendiri program tersebut sudah berjalan dan mendapatkan perhatian dan dukungan dari Pemkab Kutim.
Sejalan dengan Mulyono Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur yang mengatakan bahwa Guru Penggerak ini Istimewa. Keberadaan Guru Penggerak Di Kutim pun di apresiasi oleh Pemkab Kutim yang melalui Dinas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan memberikan reward kepada guru penggerak dan memprioritaskan mereka untuk mengisi kekosongan kepala sekolah.
“Salah satu manfaat menjadi guru penggerak adalah menjadi lebih mudah menjadi kepala sekolah ataupun pengawas, setiap kekosongan kepala sekolah akan diprioritaskan untuk guru penggerak, kecuali jika di kecamatan tersebut tidak ada guru penggeraknya,” ucapnya
Dalam kesempatan itu, mulyono juga mengatakan bahwa Guru Penggerak diberikan fasilitas Laptop untuk menunjang kinerja dan juga jas kepada guru penggerak yang telah melewati seleksi dan pelatihan intensif selama enam bulan.
“kemarin dihari guru kita memberikan laptop dan jas kepada guru penggerak, itu sebagai salah satu apresiasi untuk mereka. Karena ikut seleksi guru penggerak itu sangat susah dan ditambah lagi pelatihan selama 6 bulan,” Lanjut Mulyono Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kutai Timur
Dengan adanya Guru Penggerak, diharapkan bisa berdampak terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran, menciptakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik, menciptakan pembelajaran yang bermakna, dan berdampak terhadap pembentukan karakter serta prestasi peserta didik baik dalam aspek akademik maupun non-akademik.