Sangatta – Issue kemiskinan terus menghantui setiap daerah di Indonesia, tak terkecuali wilayah Kutai Timur.
Jumlah pengangguran di wilayah kutim biaa dikatakan setiap tahunnya bertambah
Salah satu penyebab nya adalah Kutim menjadi salah satu wilayah yang menjadi target tempat pendatang untuk mencari kerja.
Namun berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Kutai Timur dalam menekan angka pengangguran hingga saat ini telah mengalami penurunan.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kutai Timur (Kutim) Pada tahun 2021, tingkat pengangguran di Kutim mencapai 9,81 persen, dan pada tahun 2023, angka ini turun menjadi 9,28 persen.
Sebanyak 0,52 persen ini merupakan hasil dari berbagai program penanggulangan kemiskinan yang telah diterapkan oleh pemerintah daerah.
Upaya ini telah mendapatkan apresiasi dari Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Joni.
“Kita sangat mengapresiasi hasil penurunan angka kemiskinan, meskipun penurunannya relatif kecil.
Namun, hal ini menunjukkan adanya kemajuan yang signifikan dalam upaya mengatasi kemiskinan di Kutim,
Ketua DPRD Kutim menjelaskan kepada media terkait hal ini pada Jumat (27/10/2023).
Joni juga menekankan bahwa penurunan angka kemiskinan di Kutai Timur bukanlah pencapaian yang mudah.
Wilayah Kutim memiliki cakupan yang luas, mencakup 35.748 kilometer persegi dengan 18 kecamatan yang tersebar di dalamnya.
Faktor lain yang mempengaruhi angka pengangguran adalah status Kutim sebagai daerah tujuan migrasi masyarakat luar.
“Kutim menjadi daerah tujuan bagi pendatang dari berbagai wilayah, dan ini mempengaruhi fluktuasi jumlah pengangguran di wilayah ini.
Ada yang datang dan ada yang pergi, sehingga hal ini menjadi salah satu penyebab tingginya angka kemiskinan di Kutim.(adm)