Kutai Timur – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kutim masih terpantau stabil. Meskipun begitu, untuk se-Kaltim dinyatakan masuk Zona Merah. Hal ini lantaran adanya perubahan target. Yang sebelumnya 49/100 ribu penduduk target nasional dan kini menjadi 10/100 ribu.
Dikatakan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim, Bahrain Hasanal melalui Analis Pengelola Data, Andi Didi Afriadi jika di Indonesia kasus DBD sebenarnya mengalami peningkatan drastis. Hanya saja, kasus ini tertutup oleh Covid 19.
“Jadi pada tahun 2020-2021 sebenarnya DBD naik. Tetapi tertutup covid. Di Kaltim saja sekarang masih status zona merah,” kata Andi.
Untuk Kutim sendiri kata dia, masih stabil. Tak ada kenaikan signifikan. Baik dari hari, bulan ,dan tahun. Hanya saja kata dia, memang ditemukan satu kasus meninggal dunia.
“Di Kutim, secara pertahun kita tidak terlalu meningkat. Masih stabil tidak ada lonjakan kasus. Januari ada 1 meninggal. Itu bisa dibilang kasus impor. Pasien datang berlibur ke Wahau. Dia dari Samarinda,” jelasnya.
Dia merinci, pada tahun 2022 ini hingga bulan November, DBD hanya terdapat 248 kasus. Hingga saat ini masih didominasi oleh Sangatta Utara dan Sangkulirang.
“Kita ketahui saat ini masih musim penghujan. Pun tingginya mobilitas penduduk. Meskipun begitu Kutim masih stabil. Meskipun begitu, kita tetap waspada atas DBD ini. Jangan sampai terjadi lonjakan,” katanya.
Dirinya berharap agar kasus DBD di Kutim menurun. Pun diharapkan tak terjadi lonjakan. Lagi-lagi, hal ini bisa terwujud jika masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan DBD.
“Pastikan lingkungan bersih. Baik di dalam rumah, diluar rumah. Sehingga tak ada nyamuk pun potensi sarang baru. Mari kita hidupkan pola hidup bersih,” pintanya.
Ketua FKDM Kutim, Khoirul Arifin mengapresiasi Dinskes Kutim. Pasalnya, pihaknya terus melakukan fogging. Sehingga tingkat gerakan DBD terbilang stabil. “Semoga saja terus stabil,” harapnya.(*)