Kaltimterkini.com, Sangatta – Bermunculnya kafe-kafe di Sangatta, memberikan daya tarik tersendiri. Dinas Pariwisata Kutim meliriknya sebagai potensi pengembangan ekonomi kreatif. Guna meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di bidang penyajian kopi (barista), Dinas Pariwisata Kutim melakukan pelatihan bagi komunitas dan Pelaku Ekonomi Kreatif (Parekraf) di kota Sangatta dan sekitarnya.
Setidaknya ada 75 orang yang ikut pelatihan tersebut. Mulai dari komunitas pengusaha parekraf, pengusaha kopi hingga penggiat parekraf di Kutim.
“Kita ingin kedai kopi atau kafe-kafe di Sangatta bisa menjadi pertumbuhan ekonomi kreatif baru. Bahkan menjadi salah satu destinasi wisata di kota Sangatta,” kata Kepala Dinas Pariwsata Kutim Nurullah.
Pelatihan tersebut berlangsung tiga hari, sejak 7 hingga 9 Agustus di Hotel Royal Victoria, Sangatta. Dijelaskan, minum kopi sepertinya sudah menjadi gaya hidup. Termasuk di Sangatta, sudah banyak tumbuh kafe hingga warung (kedai) kopi yang menyajikan aneka rasa harumnya kopi nusantara lewat tangan dingin barista (penyaji/penyeduh kopi).
Kegiatan ini menampilkan narasumber dari Dosen Politeknik Negeri Samarinda (POLNES) jurusan pariwisata, I Wayan Nalang Nala dan Sabalius Uhai dan satu narasumber tamu yang berkompeten di bidang perkopian yaitu Tauhid Hira.
Menurut Nurullah, dilaksanakannya pelatihan ini karena barista atau kopi saat ini menjadi tren yang sangat digandrungi, baik di kalangan anak muda maupun orang tua.
“Dan ini semua merupakan peluang bagi bagi pelaku parekraf khususnya sub sektor kuliner karena kopi ini masuk di bidang kuliner dari 17 sub sektor ekraf,” papar Nurullah.
Ia pun berharap untuk para peserta pelatihan bisa mengikuti kegiatan ini secara baik dan seksama, sehingga ketika pulang nanti dengan membawa hasil yang berguna bagi diri sendiri, Kutim, dan untuk para pelaku parekraf pada khususnya.
Nurullah menambahkan ini kesempatan baik juga jika barista dari Kutim bisa mendukung Kaltim sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam.
“Jadi profesi barista ke depan akan sangat menjanjikan, khususnya setelah penetapan Kaltim sebagai ibu kota baru Indonesia. Bagaimana pun Kutim sebagai penyangga IKN, kelak kebutuhan kuliner pasti akan meningkat, termasuk para penikmat kopi. Sebab itu, profesi barista sekarang dan nanti akan semakin menjanjikan,” tegasnya.
Sementara itu, beberapa narasumber seperti I Wayan Nalang Nala membeberkan terkait bagaimana mengenal kompetensi barista dan memahami pelanggan. Dilanjutkan dengan Sabalius Uhai mengenalkan bagaimana teknik pengolahan kopi serta Tauhid Hira soal pengelolaan manajemen perkopian.
Dalam sesi pelatihan ini, peserta juga dilatih tentang meracik kopi lewat dua metode, ada yang dari mesin kopi hingga manual brewing. Untuk mesin kopi, peserta berlatih membuat cofee latte, espresso hingga cappucino. Sementara untuk manual brewing, menyeduh kopi dengan salah satu teknik kopi yaitu V60. (kt/Adv)