Sangatta – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan target ambisius untuk mengakhiri penyebaran AIDS di Indonesia pada tahun 2030. Langkah pencegahan penularan HIV/AIDS menjadi fokus utama bagi negara-negara anggota WHO, termasuk Indonesia.
“Dalam tahun 2023 ini, program eliminasi terhadap tiga penyakit yaitu AIDS, Tuberkulosis (TBC), dan Malaria dicanangkan dengan singkatan ATM,” ujar Kepala Dinas Kesehatan saat diwawancarai oleh awak media pada Jumat (19/5/2023).
Namun, realitas di lapangan menunjukkan bahwa kasus HIV/AIDS di Indonesia masih belum mengalami penurunan yang signifikan. Data yang terekam dari tahun 2005 hingga Desember 2015 mengindikasikan terdapat 191.073 individu yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia.
Berkaitan dengan hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Timur, Bahrani Hasanal, menyoroti kendala dalam memantau penyebaran HIV/AIDS di berbagai daerah secara akurat.
“Kita menghadapi kesulitan dalam memantau penyebaran ini di daerah-daerah yang berbeda dan kapan saja,” ujarnya.
Bahrani juga mengemukakan bahwa penurunan angka kasus HIV/AIDS di Indonesia diharapkan dapat diwujudkan melalui penerapan konsep ABCDE yang telah lama disosialisasikan sebagai langkah pencegahan utama.
A (Abstinence): Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah menjadi salah satu langkah pencegahan utama yang berhasil mendorong penurunan angka kasus HIV/AIDS. Program edukasi yang mengajarkan nilai-nilai kehidupan sehat dan penghormatan terhadap diri sendiri telah membantu mengubah perilaku masyarakat, terutama remaja, dalam menghadapi tekanan sosial terkait seksualitas.
B (Be faithful): Kesetiaan pada pasangan juga telah berkontribusi besar terhadap penurunan angka infeksi HIV/AIDS. Melalui kampanye dan program yang mendorong komunikasi terbuka antara pasangan serta peningkatan pemahaman mengenai pentingnya setia dalam hubungan, banyak pasangan yang mampu menjaga kesetiaan mereka, mengurangi risiko penularan.
C (Condom): Meskipun kampanye penggunaan kondom pernah menimbulkan kontroversi di Indonesia, penggunaan kondom tetap menjadi langkah efektif dalam mencegah penularan HIV/AIDS. Upaya untuk menghilangkan stigma terhadap penggunaan kondom serta penyediaan akses yang lebih mudah telah membuahkan hasil dengan peningkatan penggunaan kondom dalam hubungan seksual.
D (Don’t use drugs): Tidak menggunakan narkoba, terutama yang disuntikkan, telah menjadi langkah pencegahan penting dalam menekan penyebaran HIV/AIDS. Program rehabilitasi, pendidikan, dan dukungan bagi mantan pengguna narkoba telah berhasil mengurangi jumlah kasus penularan melalui jarum suntik.
E (Education): Edukasi dan penyuluhan terus menjadi tulang punggung dalam upaya pencegahan penyebaran HIV/AIDS. Program-program yang menyasar berbagai kelompok masyarakat, mulai dari sekolah hingga tempat kerja, telah meningkatkan kesadaran mengenai faktor risiko dan langkah-langkah pencegahan. Informasi yang akurat dan mudah diakses telah membantu mengubah persepsi masyarakat terhadap HIV/AIDS.
Walaupun tujuan untuk mengakhiri penyebaran AIDS di Indonesia pada tahun 2030 merupakan target yang ambisius, upaya terus dilakukan oleh pemerintah dan berbagai instansi terkait untuk mencapai hasil yang diinginkan. Peran serta masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan mematuhi langkah-langkah pencegahan tetap menjadi faktor kunci dalam mencapai tujuan tersebut. (Adv)