Kutai Timur – Beberapa waktu lalu, telah terjadi tindak asusila di Pondok Pesantren Hubul Waton, Kilometer 3, Dusun Bukit Raya, Sangatta Selatan, Kutai Timur (Kutim).
Di mana, oknum pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) telah dilaporkan pada pihak yang berwajib oleh masyarakat pada Rabu, (5/6/2024) lalu.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Yan, merespon terkait masih terjadinya tindak kejahatan tersebut.
“Kalau kita lihat tidak hanya di pesantren ya, di sekolah-sekolah kan juga ada kejadian yang sama. Kita tidak berbicara tentang pondoknya, tetapi ini kita berbicara tentang oknum,” tuturnya.
Ia mengatakan, bahwa masih banyak para pengajar yang memang baik dalam menjalankan tugas mulia tersebut.
“Karena banyak juga guru-guru dan petugas-petugas kita di pondok itu orang-orang yang baik,” tambahnya.
Yan menegaskan, bahwa masyarakat diharapkan bijaksana dalam menyikapi kejadian tersebut. Mengingat bahwa permasalahan ini terjadi karena oknum, bukan pengajar secara umum.
“Ini hanya segelintir dari yang banyak, yang mencoreng dan merusak wibawa pendidikan kita,” tandasnya.
Menyinggung terkait penyebab terkendalanya pengentasan kekerasan seksual di Kutim sejauh ini. Yan mengatakan, bahwa hal ini berkaitan dengan anggaran yang dapat dikatakan ‘agak kecil’.
“Kalau sebelumnya, ini terkait dengan anggaran kita yang memang ‘agak kecil’ di dinas-dinas bersangkutan,” ungkapnya.
Kendati demikian, hal ini diharapkan tidak mengurangi semangat pengabdian bagi pihak terkait dalam pengentasannya. Bagaimanapun kekerasan seksual menjadi masalah kita bersama yang harus di babat habis.