SAMARINDA – Keterbatasan lahan Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kalimantan Timur menjadi sorotan serius, terutama di kawasan Rapak Dalam, Samarinda Seberang.
Anggota DPRD Kaltim, Andi Satya Adi Saputra, menerima keluhan warga terkait kondisi lahan makam yang semakin kritis.
Keluhan ini mencuat akibat beberapa makam lama yang harus ditumpuk karena minimnya ruang kosong di TPU.
Andi mengungkapkan bahwa persoalan ini tidak hanya terjadi di Rapak Dalam, tetapi juga di berbagai wilayah lain di Kaltim.
“Kondisi sesaknya lahan makam adalah masalah yang sudah lama, bahkan sering ditemukan kasus makam tumpang tindih,” jelas Andi.
Menurutnya, keterbatasan lahan makam disebabkan oleh laju pertumbuhan penduduk, meningkatnya angka kematian, dan kurangnya perencanaan penyediaan lahan baru.
Penyediaan lahan TPU selama ini mengandalkan hibah masyarakat, kontribusi pengembang, dan intervensi pemerintah, namun belum optimal.
Andi menegaskan bahwa pemerintah harus mengambil langkah strategis untuk mengatasi masalah ini.
Dia berkomitmen membawa isu ini ke dalam pembahasan DPRD melalui fraksi Golkar.
“Isu ini akan saya bawa ke rapat fraksi untuk diteruskan sebagai pandangan umum fraksi di DPRD. Harapannya, pemerintah eksekutif dapat segera menindaklanjuti aspirasi ini,” katanya.
Ia juga mendorong pemerintah provinsi dan kota untuk menyusun rencana konkret penyediaan lahan makam tambahan.
Menurutnya, ketersediaan TPU adalah kebutuhan mendesak yang harus menjadi prioritas.
“Pemerintah harus segera bertindak untuk menyediakan alternatif lahan makam demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus meningkat,” terang Andi.
Dengan membawa isu ini ke forum resmi DPRD, Andi berharap solusi nyata dapat segera diwujudkan.
Dia optimistis bahwa langkah ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat, terutama di wilayah Samarinda dan sekitarnya.
“Masalah ini perlu perhatian serius dari pemerintah, agar masyarakat tidak lagi menghadapi kesulitan terkait lahan pemakaman,” pungkasnya. (adv)