Kutai Timur – Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim) terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat, salah satunya melalui program Pemantauan Wilayah Setempat (PWS). Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dr. H Bahrani, menjelaskan bahwa PWS bertujuan untuk memantau wilayah yang belum mengakses posyandu. “Harapannya dengan pemantauan wilayah setempat ini, yang tidak mengakses posyandu akan ketahuan. Kami juga akan mengirim kader untuk melakukan kunjungan rumah,” ujar dr. Bahrani. Melalui program ini, tenaga kesehatan yang bertugas akan mendatangi rumah-rumah warga dan menanyakan apakah mereka dalam keadaan sehat serta mengapa tidak mengakses layanan posyandu.
Selain itu, dr. Bahrani menegaskan pentingnya keberadaan tenaga kesehatan di Puskesmas Pembantu (Pusban), yang diharapkan memiliki minimal dua tenaga kesehatan, yakni bidan dan perawat. “Kami sudah bikin telaah staf juga, karena kesejahteraan tenaga kesehatan harus diperhatikan. Saat ini, tingkat kesejahteraan tenaga kesehatan di Kutim belum seragam,” tambahnya.
Terkait dengan kesejahteraan tenaga kesehatan, Dinas Kesehatan Kutim berencana untuk meratakan gaji tenaga kesehatan di seluruh wilayah, dengan target minimal sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR). “Harapannya nanti, kader dan tenaga kesehatan di posyandu akan mendapatkan gaji yang setara dengan UMR, dan kami bisa memperbanyak tenaga kerja yang berkompeten di bidang kesehatan,” jelas dr. Bahrani.
Selain itu, ia menambahkan bahwa saat ini banyak tenaga kesehatan yang masih berstatus honorer, dan diharapkan ke depannya mereka dapat mendapat kesejahteraan yang lebih baik. “Kami berharap dengan langkah-langkah ini, kesejahteraan tenaga kesehatan meningkat, sehingga mereka lebih termotivasi dan dapat lebih optimal dalam melayani masyarakat,” ujarnya. Dengan upaya-upaya ini, Dinas Kesehatan Kutim berharap dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan di seluruh wilayah Kutai Timur.