Kutai Timur – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Timur, Achmad Junaidi, membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) SPIP Terintegritas dengan tema Penurunan Prevalensi Stunting dan Manajemen Risiko. Dalam sambutannya, Junaidi menekankan pentingnya perencanaan yang matang dan anggaran yang efisien untuk mendukung pelaksanaan program-program pemerintah.
“Saya minta kepada panitia untuk memastikan perencanaan dan program dihitung dengan sangat cermat. Anggaran yang ada harus diprioritaskan untuk OPD yang terlibat, yaitu sebanyak 9 hingga 10 OPD. Jika ada OPD lain yang ingin bergabung, bisa saja menggunakan anggaran sendiri, namun dengan catatan mengikuti seluruh aturan dan jadwal yang telah disusun oleh DP2KB Kutai Timur,” ujar Junaidi.
Junaidi juga mengungkapkan bahwa dalam rangka mendalami materi yang diberikan dalam Bimtek, pihaknya akan mengadakan orientasi lapangan atau studi banding ke Nusa Tenggara Barat (NTB). Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan lebih bagi para peserta terkait penurunan prevalensi stunting dan manajemen risiko.
“Di NTB, kita akan menggali informasi lebih dalam dan belajar langsung dari penerapan program-program yang berhasil di sana. Jadi, saya harap tidak ada yang berjalan sendiri-sendiri, semua harus mengikuti tata tertib dan jadwal yang telah ditetapkan,” tambahnya.
Selain itu, Junaidi juga menginformasikan bahwa pada tanggal 6-9 mendatang, seluruh pejabat struktural dan fungsional DP2KB Kutai Timur akan mengikuti pelatihan di Lembaga Administrasi Negara (LAN) Samarinda. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kinerja para pejabat dalam menjalankan tugas dan program di daerah.
Dengan kegiatan ini, Junaidi berharap dapat memperkuat koordinasi antar OPD dan meningkatkan pemahaman serta keterampilan dalam mengelola program, khususnya yang berkaitan dengan penurunan stunting di Kabupaten Kutai Timur. (Adv)