Kutai Timur – Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur, dr. H. Bahrani, mengungkapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan tenaga spesialis, terutama bagi mereka yang bertugas di daerah pelosok seperti Sangkulirang dan Muara Bengkal. Hal ini dilakukan guna menarik minat para spesialis agar bersedia bekerja di lokasi-lokasi yang kurang diminati dibandingkan dengan rumah sakit swasta di Sangatta.
“Tadi kami juga mendiskusikan terkait honor untuk tenaga spesialis, karena yang ada sekarang kayak di Sangkulirang itu mirip dengan yang dia dapat dengan rumah sakit swasta di Sangatta. Nah, karena itu ya mereka enggak mau ke sana, ngapain kami ke sana, orang di sini saja dapat segitu. Makanya itu kami punya rencana untuk membuat telaah staf lagi,” ujar dr. Bahrani.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan skema peningkatan honorarium bagi tenaga medis spesialis yang bertugas di daerah-daerah tersebut. “Bagaimana tenaga spesialis yang mau ke sana itu bisa mendapatkan lebih dari yang di sini Sangatta, jadi nanti mudah-mudahan gitu ya. Kayak di Muara Bengkal kan memang karena dia baru, kita melebihi di situ jadi Sangkulirang Rp 45 juta, kalau di Muara Bengkal Rp 65 juta,” lanjutnya.
Meskipun upaya ini telah membuahkan hasil dengan kehadiran dokter spesialis anak dan penyakit dalam di Muara Bengkal, dr. Bahrani mengakui bahwa spesialis bedah dan kandungan masih belum tersedia. “Anestesi juga sudah ada yang datang, tapi karena bedah dan kandungannya belum ada, sementara kita berikan kelonggaran. Boleh ke Samarinda, boleh Tenggarong untuk mengisi waktu dia daripada nganggur di Muara Bengkal enggak ada dokter obgyn dan bedah. Kalau sudah dapat, nanti dia balik ke Muara Bengkal,” jelasnya.
Dengan rencana ini, Dinas Kesehatan Kutim berharap dapat meningkatkan pelayanan kesehatan di wilayah-wilayah terpencil, sekaligus menarik lebih banyak tenaga spesialis untuk bekerja di daerah tersebut demi pemerataan layanan medis.