Kutai Timur – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Timur (Kutim), Achmad Junaidi, membuka acara Bimbingan Teknis (Bimtek) SPIP Terintegritas dengan fokus pada penurunan prevalensi stunting dan pengelolaan risiko. Dalam kesempatan tersebut, Junaidi menegaskan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk OPD dan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kutim.
Menurut Junaidi, penurunan angka stunting tidak hanya membutuhkan kebijakan yang tepat, tetapi juga sinergi yang erat antara instansi pemerintah, seperti Bappeda dan Dinas Kesehatan, serta pihak terkait lainnya. “Masalah stunting adalah isu lintas sektor yang memerlukan keterlibatan banyak pihak. Kolaborasi ini penting agar program yang dirancang dapat berjalan dengan optimal dan tepat sasaran,” ujar Junaidi.
Pada kegiatan yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai OPD, camat, dan kepala desa ini, Junaidi menekankan perlunya pendekatan berbasis data dan pengelolaan anggaran yang transparan. Ia mengingatkan bahwa meskipun anggaran daerah cukup besar, pengelolaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat sasaran untuk mencapai hasil yang maksimal dalam penurunan stunting.
“Pemahaman yang sama antara semua pihak yang terlibat dalam penganggaran dan pelaksanaan program penurunan stunting sangat penting. Tanpa kerjasama yang baik, meskipun anggaran besar, hasilnya tidak akan maksimal,” jelasnya.
Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan semua pihak yang terlibat dapat memahami dengan lebih mendalam mengenai langkah-langkah yang harus diambil untuk mengatasi masalah stunting, serta memperkuat peran masing-masing dalam mengurangi prevalensi stunting di Kutim. (Adv)