Kutai Timur – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Timur, Achmad Junaidi, menegaskan bahwa upaya penurunan stunting tidak bisa dilakukan secara instan dan harus dimulai sejak dini, bahkan sejak masa kehamilan. Junaidi mengungkapkan bahwa salah satu langkah penting dalam pencegahan stunting adalah dengan memberikan makanan bergizi pada ibu hamil dan ibu menyusui.
“Untuk pencegahan stunting, tidak ada jalan lain. Kita harus jemput bola, mendekati ibu hamil (bumil) dan memberikan mereka PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang bergizi,” ujar Junaidi. Menurutnya, pencegahan stunting harus dimulai dari 1000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam kandungan, bukan hanya setelah anak lahir.
Selain itu, Junaidi juga mengungkapkan bahwa pihaknya menggandeng Generasi Berencana (Genre) atau remaja berencana untuk turut serta dalam program penurunan stunting. Dengan memberikan pelatihan public speaking kepada remaja, mereka diharapkan bisa menyampaikan pesan-pesan penting mengenai kesiapan berkeluarga kepada teman-temannya, terutama bagi mereka yang belum matang untuk menikah.
“Kita juga melakukan bimbingan teknis dan pelatihan kepada calon pengantin (catin) untuk meningkatkan pengetahuan mereka tentang pentingnya kesiapan berkeluarga. Kami juga bekerja sama dengan Kementerian Agama untuk memberikan pemahaman kepada pasangan yang akan menikah, agar mereka lebih sadar akan risiko kesehatan terkait kehamilan dan keluarga berisiko stunting,” tambah Junaidi.
Upaya ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang yang akan terus digalakkan oleh DP2KB Kutai Timur hingga tahun 2025. Junaidi berharap, melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, seperti Kementerian Agama, masalah stunting dapat ditekan secara signifikan dan kualitas hidup keluarga di Kutai Timur dapat meningkat. (Adv)