Dinas Kesehatan Kutim Fokus pada Pencegahan Stunting Sejak Dini

- Redaksi

Jumat, 1 November 2024 - 15:03 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Loading

Kutai Timur – Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim), dr. H Bahrani, menjelaskan bahwa salah satu fokus utama dari dinas yang dipimpinnya adalah pencegahan stunting melalui berbagai program yang menyasar kelompok usia muda. Menurut dr. Bahrani, stunting dapat dicegah sejak dini, bahkan sebelum seorang anak lahir. “Kegiatan di Dinas Kesehatan terkait stunting itu adalah pencegahannya,” ujar Bahrani.

Dinas Kesehatan Kutim bertanggung jawab dalam pelayanan pencegahan, promosi, dan upaya preventif terkait masalah gizi. “Stunting itu kan dicegah mulai dari perut, bahkan bukan dari perut aja. Ibu calon ibu itu pun harus kita persiapkan,” lanjutnya. Salah satu program penting yang dijalankan adalah pemberian tablet tambah darah (TTD) bagi para calon ibu, terutama remaja perempuan di tingkat SMP dan SMA.

Baca Juga :   Dinsos Kolaborasi Dengan Dinkes Kutim Terkait Penanganan ODGJ

“Makanya kami ada program tuh untuk anak SMP, SMA yang calon-calon ibu itu ada program tablet tambah darah,” kata dr. Bahrani. Program ini ditujukan untuk mengatasi masalah anemia, yang menurutnya cukup tinggi di kalangan remaja perempuan, dengan rasio 1:3 atau 1:4. “Anemia ini berkorelasi terhadap kesehatan reproduksi, dan jika tidak ditangani, dapat berpengaruh pada kesehatan saat hamil, serta meningkatkan risiko kelainan pada bayi,” tambahnya.

Baca Juga :   Darsafani Upayakan Diskop UKM Kutim Dari Grade B Naik Ke Grade A

Dengan memberikan perhatian pada pencegahan anemia dan kesehatan reproduksi remaja, diharapkan stunting yang sering kali disebabkan oleh kekurangan gizi pada ibu hamil dapat ditekan. Program ini diharapkan dapat menghasilkan generasi muda yang lebih sehat, dengan mempersiapkan mereka untuk memiliki kehamilan yang sehat dan bayi yang tidak mengalami kekurangan gizi. Selain itu, upaya pencegahan stunting juga melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah dan keluarga, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan ibu dan anak. Dinas Kesehatan Kutim berharap, dengan pendekatan komprehensif ini, angka stunting di wilayahnya dapat menurun secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan. (Adv)

Berita Terkait

Sayid Anjas Salurkan Tabung Gas 3 Kg dengan Harga Murah untuk Warga Sangatta Utara
Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kutim Bahas Perubahan Roster Kerja
Kutim Gelar Kampanye Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
DPRD Kaltim Desak Pemkot Balikpapan Siapkan Infrastruktur Hadapi Lonjakan Penduduk IKN
Baharuddin Demmu: Pengelolaan SDA Kaltim Harus Ramah Lingkungan dan Berkeadilan
Lemahnya Implementasi Perda Kawasan Tanpa Asap Rokok, DPRD Kaltim Angkat Suara
Ananda Emira Moeis: Database Pertanian Jadi Fondasi Ketahanan Pangan di Era IKN
Syarifatul Sya’diah Dorong Pemerataan Pendidikan di Pedalaman Berau

Berita Terkait

Sabtu, 8 Februari 2025 - 20:05 WITA

Sayid Anjas Salurkan Tabung Gas 3 Kg dengan Harga Murah untuk Warga Sangatta Utara

Selasa, 4 Februari 2025 - 14:14 WITA

Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kutim Bahas Perubahan Roster Kerja

Senin, 9 Desember 2024 - 23:28 WITA

DPRD Kaltim Desak Pemkot Balikpapan Siapkan Infrastruktur Hadapi Lonjakan Penduduk IKN

Senin, 9 Desember 2024 - 23:15 WITA

Baharuddin Demmu: Pengelolaan SDA Kaltim Harus Ramah Lingkungan dan Berkeadilan

Senin, 9 Desember 2024 - 22:09 WITA

Lemahnya Implementasi Perda Kawasan Tanpa Asap Rokok, DPRD Kaltim Angkat Suara

Senin, 9 Desember 2024 - 21:18 WITA

Ananda Emira Moeis: Database Pertanian Jadi Fondasi Ketahanan Pangan di Era IKN

Senin, 9 Desember 2024 - 21:01 WITA

Syarifatul Sya’diah Dorong Pemerataan Pendidikan di Pedalaman Berau

Senin, 9 Desember 2024 - 19:40 WITA

Yonavia Desak Perbaikan Jalan dan Akses Air Bersih di Kubar dan Mahulu

Berita Terbaru

DPRD Kutim

Rapat Dengar Pendapat di DPRD Kutim Bahas Perubahan Roster Kerja

Selasa, 4 Feb 2025 - 14:14 WITA

Opini

FENOMENA FEODALISME MENTAL DIKALANGAN MAHASISWA.

Kamis, 26 Des 2024 - 22:34 WITA