Kutai Timur – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Timur menegaskan pentingnya pencegahan stunting yang harus dimulai sejak dini, bukan setelah anak lahir. Kepala Dinas DP2KB Kutim, Achmad Junaidi, mengungkapkan bahwa intervensi pencegahan stunting harus dimulai dengan memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada ibu hamil dan ibu menyusui, karena masa-masa tersebut sangat krusial untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Jadi pencegahan stunting itu harus dimulai dari awal, bukan saat anak lahir. Jika sudah hamil, kita berikan PMT kepada ibu hamil dan menyusui, ini sangat penting,” jelas Junaidi. Dia menekankan bahwa pencegahan sejak dalam kandungan sangat krusial untuk memutus rantai stunting.
Dalam upaya penurunan angka stunting di Kutai Timur, Junaidi juga menyoroti pentingnya anggaran yang tepat sasaran. Ia mengatakan bahwa dalam review anggaran, pihaknya mendesak agar dana yang dialokasikan untuk percepatan penurunan stunting benar-benar menjangkau masyarakat yang terdampak, bukan hanya angka-angka besar yang tidak menyentuh langsung keluarga berisiko stunting.
Untuk tahun 2025, Junaidi menyebutkan bahwa pihaknya merencanakan anggaran sekitar 65 miliar rupiah untuk PMT bagi keluarga berisiko stunting. “Anggaran tersebut akan diprioritaskan untuk keluarga yang sudah teridentifikasi berisiko stunting, dengan data yang lengkap berdasarkan nama dan alamat. Ini agar bantuan tepat sasaran,” tegasnya pada awak media.
Dengan perencanaan yang matang dan penggunaan anggaran yang tepat, DP2KB Kutai Timur berharap dapat mengurangi jumlah keluarga berisiko stunting dan memberikan dampak positif bagi peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di daerah tersebut. (Adv)