SAMARINDA – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Fuad Fakhruddin, menyoroti ketimpangan akses fasilitas kesehatan di wilayah perbatasan dan terpencil di Kaltim.
Dia menilai, keterbatasan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah tersebut menghambat kinerja tenaga kesehatan (nakes) dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
“Program nakes di wilayah perbatasan dan terpencil menghadapi tantangan berat karena fasilitas yang sangat minim. Alat dan infrastruktur yang tidak memadai menjadi kendala besar dalam melayani masyarakat,” ungkap Fuad, beberapa waktu lalu.
Fuad mendesak pemerintah untuk lebih serius dalam meningkatkan fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil.
Dia membandingkan kondisi ini dengan kota-kota besar seperti Samarinda, yang memiliki fasilitas kesehatan jauh lebih baik, termasuk rumah sakit besar dan rumah sakit milik TNI yang baru berdiri.
“Samarinda sudah memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Namun, perhatian lebih besar harus diberikan kepada wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota, karena mereka juga berhak mendapatkan layanan kesehatan yang layak,” tegasnya.
Namun, Fuad menekankan bahwa perbaikan fasilitas harus diiringi dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Menurutnya, masyarakat membutuhkan layanan yang tidak hanya lengkap secara infrastruktur tetapi juga optimal dalam pelaksanaannya.
“Fasilitas saja tidak cukup. Kualitas pelayanan juga harus ditingkatkan agar masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari pembangunan kesehatan ini,” ujarnya.
Fuad berharap pemerintah segera merealisasikan upaya pemerataan fasilitas dan pelayanan kesehatan, sehingga masyarakat di seluruh wilayah Kaltim, termasuk yang paling terpencil, dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah dan layak.
“Kesehatan adalah hak semua warga. Pemerintah harus menjamin bahwa tidak ada masyarakat yang terpinggirkan dalam mendapatkan akses kesehatan,” tutupnya. (adv)