Kutai timur – Kepala Dinas Pendidikan dan Budaya Kutai Timur, Mulyono, menekankan pentingnya koordinasi antara organisasi penyelenggara dan dinas terkait dalam pelaksanaan program pemberian makanan gratis di sekolah-sekolah. Mulyono mengungkapkan kekhawatirannya terkait insiden keracunan yang terjadi, yang mengarah pada pertanyaan mengenai tanggung jawab dari semua pihak yang terlibat.
Dalam komentarnya, Mulyono menjelaskan bahwa kegiatan sosial ini melibatkan berbagai agenda, termasuk keterlibatan UMKM yang menawarkan makanan siang gratis. “Gitu ya niatnya. Sekali lagi, saya enggak melarang niat baik, ya kan? Nanti baik kan. Tapi kalau tadi salah sesuatu, ayo gimana,” ujarnya. Ia mengingatkan bahwa meskipun niat baik ada, potensi risiko yang menyertai kegiatan tersebut harus diperhatikan.
Lebih lanjut, Mulyono mengungkapkan keprihatinannya terhadap reaksi orang tua yang mungkin panik jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. “Maksud saya, nanti orang tua panik, dan ujung-ujungnya menyalahkan dinas lagi. Padahal kita dinas enggak tahu ceritanya,” jelasnya. Ia juga menyoroti pentingnya adanya laporan dari pihak penyelenggara sebelum melaksanakan program semacam itu.
Mulyono menegaskan, “Pemberian makan gratis tadi kan niatnya baik dan bagus, tapi tiba-tiba, mohon maaf, ada yang keracunan. Nah, siapa yang tanggung jawab?” Pertanyaan ini menunjukkan bahwa komunikasi dan transparansi dalam kegiatan sosial sangatlah penting untuk memastikan keberhasilan program dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap dinas pendidikan.
Dengan pernyataannya ini, Mulyono berharap agar semua pihak yang terlibat dalam kegiatan sosial dapat bekerja sama dan berkoordinasi dengan baik. Dinas Pendidikan dan Budaya Kutai Timur berkomitmen untuk mendukung inisiatif yang bermanfaat bagi masyarakat, sambil memastikan bahwa keselamatan dan kesehatan anak-anak tetap menjadi prioritas utama.(Adv)