Kutai Timur – Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim), dr. H Bahrani, mengungkapkan upaya Pemkab Kutim dalam mengatasi kekurangan tenaga medis, khususnya dokter spesialis, di rumah sakit Kutim. Salah satu langkah yang diambil adalah menjalin kerja sama dengan Universitas Mulawarman (Unmul) melalui program pendidikan spesialisasi.
Dalam kerja sama ini, Pemkab Kutim mendidik 10 dokter spesialis dalam lima tahun, dengan fokus pada dua bidang yaitu paru dan bedah. “Kami juga kerja sama dengan Unmul untuk program spesialis. Kami sudah sekolahkan mereka, dan ada perjanjian 5 tahun untuk menghasilkan 10 dokter spesialis yang nantinya akan mengisi rumah sakit-rumah sakit di Kutim,” ungkap dr. Bahrani.
Pemkab Kutim menanggung seluruh biaya pendidikan, mulai dari biaya masuk, uang harian, biaya kos, hingga seluruh biaya yang terkait dengan pendidikan. Total anggaran yang disiapkan untuk program ini mencapai 7,5 milyar rupiah. “Ini biaya full dari Pemkab, jadi mulai dari biaya masuk, uang harian, uang kos, pendidikan segala macam,” lanjutnya.
Selain dokter spesialis, Pemkab Kutim juga berkomitmen mendidik tenaga medis lainnya seperti dokter umum, dokter gigi, dan tenaga farmasi untuk mengisi kekosongan di rumah sakit. “Selain 10 spesialis, kami juga akan mendidik 2 dokter umum tiap tahun, serta tenaga farmasi dan dokter gigi,” tambahnya.
Setelah lulus, para dokter yang mengikuti program ini diharapkan dapat mengabdi di Kutim selama jangka waktu tertentu. Dokter umum akan mengabdi selama 6 tahun, sedangkan dokter spesialis akan mengabdi selama 5 tahun. Program ini diharapkan dapat mengatasi kekurangan tenaga medis di Kutim dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di daerah tersebut.