Kutai Timur – Kepala Dinas Kesehatan Kutai Timur (Kutim), dr. H Bahrani, mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki program pencegahan stunting yang dimulai sejak masa kehamilan. Program ini dikenal dengan sebutan “10 T” yang meliputi serangkaian layanan penting untuk memastikan kesehatan ibu hamil dan janin mereka. “Dinas Kesehatan ada program pencegahan stunting, ada 10 T pelayanan ibu hamil,” ujar dr. Bahrani.
Program 10 T ini mencakup berbagai pemeriksaan penting untuk memantau kesehatan ibu hamil. “Pertama timbang badan, yang kedua tensi, tekanan darah diukur, jadi jangan sampai dia tekanan darahnya tinggi, hamil itu yang namanya preeklamsia, orang yang kejang,” jelas dr. Bahrani. Selain itu, pemeriksaan terhadap letak janin juga menjadi bagian dari program ini, untuk memastikan posisi janin yang ideal, yaitu kepala di bawah, bukan sungsang atau lintang.
“Jadi 10 T itu yang diprogramkan juga terkait antenatal care, jadi perawatan kehamilan. Harusnya letak kepala, jangan sampai lintang ya, sampai sungsang kalau bisa. Nah kalaupun ada komplikasi kelainan, itu tata laksana namanya T ke berikutnya, tata laksana jadi dipersiapkan persalinannya,” tambahnya. Dalam hal ini, Dinas Kesehatan Kutim juga mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan agar ibu hamil bisa segera mendapatkan pelayanan yang tepat, termasuk pengurusan surat menyurat untuk peserta BPJS agar tidak repot saat persalinan.
Selain itu, dr. Bahrani juga menekankan pentingnya memperhatikan “1000 hari pertama kehidupan,” yang dimulai sejak kehamilan hingga usia dua tahun. Program ini bertujuan untuk memastikan anak-anak yang lahir di Kutim tumbuh sehat dan bebas dari masalah gizi seperti stunting. Dengan pendekatan komprehensif ini, diharapkan tingkat stunting di Kutim dapat diminimalisir.
Sebagai bagian dari upaya preventif, Dinas Kesehatan Kutim juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk puskesmas dan tenaga kesehatan di lapangan, untuk melakukan pemantauan dan edukasi kepada masyarakat. (Adv)