Kutai Timur – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kutai Timur, Achmad Junaidi, memberikan laporan terkait penurunan angka stunting di wilayahnya. Menurut Junaidi, data terbaru menunjukkan penurunan yang signifikan dalam jumlah anak yang mengalami stunting, yang sebelumnya tercatat sebanyak 1.801 kasus.
“Angka stunting kita sebelumnya mencapai 1.801 kasus. Sekarang sudah turun, meskipun belum fix, penurunannya sekitar 50 kasus. Ini adalah sebuah pencapaian yang signifikan,” ujar Junaidi dalam sambutannya. Meski demikian, dia menegaskan bahwa data ini akan terus diperbarui untuk memastikan keberlanjutan penurunan angka stunting.
Junaidi juga menyampaikan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk mencapai tujuan penurunan stunting, khususnya dengan melibatkan Baznas (Badan Amil Zakat Nasional) yang siap turun ke lapangan dengan pembiayaan sesuai dengan syarat yang berlaku. “Kolaborasi dengan Baznas sangat penting, dan untuk yang di luar yang syari, kita akan bekerja sama dengan CSR perusahaan setempat yang siap terjun langsung ke lapangan,” tambahnya.
Selain itu, Junaidi menyampaikan bahwa penurunan juga terjadi pada jumlah keluarga berisiko stunting. Data awal menunjukkan sekitar 19.000 keluarga berisiko stunting, namun pada bulan Juni angka ini sudah turun menjadi sekitar 15.000, dan pada bulan September menjadi hanya sekitar 12.000 keluarga. “Ini merupakan penurunan yang signifikan, dan tata kelola data ini sangat penting agar bisa dipertanggungjawabkan,” ungkapnya.
Melalui data yang diperoleh dari Siga (Sistem Informasi Keluarga), yang dikelola oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Timur, Junaidi berharap upaya-upaya penurunan stunting ini terus berjalan dan bisa mengurangi masalah kesehatan yang berdampak pada perkembangan anak-anak di daerah tersebut. (Adv)