Sangatta – Saat ini Kabupaten Kutai Timur ( Kutim) memiliki kemampuan fiskal yang luar biasa yaitu dari 1,5 menjadi 4-5 miliar karena sampai saat ini masih didominasi PDRP-nya di sektor pertambangan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu pemerintah Indonesia sepertinya sudah melakukan regulasi bahwa pertambangan khusunya batu bara akan adanya pengurangan pada tahun 2030 dan akan tereliminasi pada tahun 2050.
“Bappenas kemarin sudah mengarahkan bahwa potensi fiskal Kutai Timur yang sekarang tertinggi di Kalimantan Timur itu memiliki potensi yang luar biasa,” ujar Bupati sesaat setelah mengikuti Forum Diskusi umum di Gedung Serba Guna (GSG) Kutai Timur, pada selasa ( 07/11/2023).
“Terdapat sektor pertanian perkebunan, perikanan, kelautan, kehutanan, pariwisata dan beberapa potensi lainnya di luar daripada pertambangan” ungkap Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman.
“Saat ini potensi tersebut sudah masuk pasar global. Misalnya pertanian yaitu perkebunan sudah masuk pasar global tapi yang masuk itu tetap bahan bakunya seperti CPO (Cruide Palm Oil) yang sejak tahun lalu Kutai Timur Mendapatkan dana bagi hasil dari sawit yang sebelumnya tidak ada,’ lanjutnya.
“kita juga merasa bangga Prodi kultura kita yang lain juga masuk pasar global, misalnya pisang kepok yang sudah masuk di beberapa negara selama 5-6 tahun terakhir ini.
Akan dikirim ke Amerika, Iran, Malaysia, Singapura, dan salah satu turunannya yang sederhana yaitu keripik pisang sudah masuk pasar global Bahkan dalam 10 hari kedepan permintaan Antara Malaysia dan China sudah masuk 8 ton.” ungkap Bupati