KUTAI TIMUR – Nikah muda atau pernikahan dini meningkatkan risiko kematian ibu dan bayi saat proses melahirkan. Panggul ibu yang sempit karena belum berkembang dengan baik menjadi salah satu faktor kematian pada bayi dan ibu. Kehamilan pada perempuan usia muda memiliki potensi mengalami robek mulut rahim yang bisa menyebabkan pendarahan.
untuk itu, Guna meningkatkan pengetahuan serta pemahaman remaja dan calon pengantin seputar kesehatan reproduksi agar lebih siap menghadapi kehidupan perkawinan sehingga mampu memahami pentingnya pencegahan Stunting.
Pemkab Kutai Timur (Kutim) melalui Dinas Pengandalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) melaksanakan Sosialisasi Kesehatan Reproduksi Sehat Bagi Remaja dan Pecegahan Pernikahan Dini, serta pembekalan terhadap orang tua agar mampu mendampingi anak remajanya menuju ke dewasaan, Rabu (10/11/2021) di Aula Kantor Camat Teluk Pandan. Kegiatan ini bertujuan agar masyarakat Kecamatan Teluk Pandan segera lolos dari status lokus stunting pada tahun 2022
Kegiatan ini turut dihadiri IBI Ranting Teluk Pandan, perwakilan UPT Puskesmas, Perwakilan Dinas Pendidikan, ibi KUA, dan polsek Teluk Pandan. Kegiatan secara resmi dibuka oleh Sekretaris Camat Teluk Pandan.
Yang menjadi peserta dalam kegiatan ini sebanyak 153 orang terdiri dari TP PKK Teluk Pandan, Kepala Desa, Babinsa, Babinkantibmas, para orang tua, anak remaja SMA dan remaja dewasa lainnya yang siap menikah yang berasal dari enam desa.
Disampaikan oleh Yuliana Kala’Lembang Kepala Bidang Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas PPKB Kutim yang juga sebagai pemateri, bahwa para ramaja atau calon pengantin harus mempersiapkan bagaimana berkehidupan keluarga yang baik sehingga nanti pada saat sudah menikah dan menjadi pasangan usia subur maka mereka sudah siapa untuk melahirkan anak yang sehat sehingga tidak ada lagi anak yang Stunting.
“Apa yang kita lakukan hari ini, hasilnya 25 tahun kedepan, karena 25 tahun kedepan anak dari remaja dan calon pengantin sekarang menjadi generasi yang sehat,” beber Yuliana.
Ditambahkan Yuliana pihaknya saat ini berpacu dengan waktu untuk melakukan berbagai upaya agar semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya pencegahan stunting.
“Sasaran pencegahan stunting meliputi satu siklus kehidupan manusia, mulai dari remaja, calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, melahirkan, menyusui, baduta, balita, anak kembali lagi ke remaja. Di masing masing usia inilah masa yg tepat untuk melakukan intervensi spesifik,” kata ia
Oleh karena itu dirinya menambahkan bahwa pencegahan pernikahan dini, perbaikan gizi, pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui, penanganan persalinan, pola asuh yang baik dan pelayanan kontrasepsi bagi PUS, perlu terus di tingkatkan.
“Sedangkan intervensi sensitif di lakukan bersama oleh lintas sektor seperti ketersediaan pangan,;air bersih, sanitasi yang baik, polah asuh yang benar, pendidikan, akses pelayanan kesehatan dan lain sebagainya,” tambah Yuliana.
Selain Yuliana Kala Lembang, yang menjadi pemateri di acara ini dari KUA Teluk Pandan. Kegiatan ini di rangkai dengan pembentukan kelompok PIK-R (Pusat Informasi Konseling Kespro Remaja) yang nantinya akan menjadi wadah bagi mereka untuk berbagi informasi dan berkreasi.
Sementara itu ditempat terpisah Kepala Dinas PPKB dr Setiadi Halim menyampaikan harapannya kepada semua bidang untuk terus melakukan inovasi dan bahu membahu bersama mitra dalam upaya percepatan penurunan stunting di kutim. (Adv)