Aisyah; Pelajar Korban Pelecehan yang Drop Out Wajib Mendapatkan Pendidikan

- Redaksi

Rabu, 16 November 2022 - 17:17 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Loading

Kutai Timur – Belakangan ini marak terjadi kekerasan, pelecehan, pencabulan dan pemerkosaan terhadap anak dibawah umur. Tidak jarang yang sampai hamil dan melahirkan hingga harus dikeluarkan dari sekolah.

Padahal anak memiliki hak dan kewajiban dalam mendapatkan pendidikan hingga di jenjang SMA atau sederajat. Aisyah membeberkan, pihaknya beberapa kali harus turun tangan langsung untuk mencarikan sekolah pengganti.

“Misal ada kasus pelecehan, dia hamil padahal dia korban tapi di drop out (do) oleh sekolah, setelah melahirkan, kami yang carikan sekolah lain, meski misal pas pertengahan semester atau mau ujian,” ucapnya.

Baca Juga :   Pemkab Proyeksikan APBD Kutim Tembus Rp5 Triliun di 2023

Padahal anak merupakan korban yang untuk mau keluar saja butuh upaya lebih karena masih trauma terhadap kejadian yang menimpanya. Maka akan semakin memperburuk keadaan mentalnya apabila harus putus sekolah.

Terlepas dari kasus tersebut, DPPPA juga pernah mencarikan sekolah untuk korban yang bisa dikatakan pemain, dalam kasusnya korban melakukan hubungan suami istri dengan kekasihnya namun tidak sampai hamil dan di keluarkan.

Baca Juga :   Kampung Beragam Sangatta Utara Diresmikan Bupati Kutim

“Jika perempuan umurnya dibawah 19, tetap saja sebutannya ‘korban’ walau sama-sama mau, karena yang paling di rugikan adalah perempuan, itu dia dikeluarkan dan kami tangani sampai dia bisa sekolah,” paparnya.

Tentu saja harus ada perjanjian sebelum pihaknya turun untuk membantu, si korban ini diwajibkan untuk berubah dan tidak mengulangi kembali. Namun terlepas dari kasusnya korban harus tetap mendapatkan pendidikan Hingga 12 tahun.

Baca Juga :   DP3A Kutim Harap ZOSS Ada di Tiap Sekolah

Beberapa kali sering terjadi, menurut Aisyah sebab terjadinya permasalahan tersebut bisa melalui banyak faktor, misal pola asuh orang tua, lingkungan yang tidak sehat, dan kurangnya hubungan spiritual kepada tuhan.

“Misal orang tuanya sibuk, tidak perduli ke anaknya, tidak cek-cek keadaan anaknya, cek anaknya sudah sholat atau ibadah, cek anaknya sehat mental atau tidak. Ini semua perlu di perhatikan agar anak tidak terjerumus,” tandasnya.

Berita Terkait

Rumah Sakit Muara Bengkal Menunggu Penunjukan Direktur
Kecamatan Di Kutim Butuhkan Dokter Spesialis Tunjangan Di Naikan Jadi 60 Juta
Dinkes Kutim Skrining Hipotiroid Penting Dilakukan Bagi Bayi Yang Baru Lahir
Melalui Program Germas Dinkes Kutim Harapkan Masyarakat Ubah Pola Hidup Menjadi Lebih Sehat
Guna Deteksi Penyakit Sejak Dini Dinkes Kutim Sarankan Warga Lakukan Skrining Kesehatan Rutin
Program BPJS Gratis Untuk Warga Kutim Di Ambil Dari Anggaran Daerah
Remaja Kutim Butuh Perhatian DPPKB Gelar Jambore PIK-R
Hangus Terbakar, SD 001 Kongbeng Kembali Dibangun Tahun 2024
Tag :

Berita Terkait

Senin, 26 Agustus 2024 - 22:25 WITA

Pentingnya Kajian Berkala untuk Meningkatkan Kesadaran Perempuan dan Remaja

Kamis, 15 Agustus 2024 - 22:34 WITA

Pandi Widiarto Wajah Baru Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur

Rabu, 14 Agustus 2024 - 22:20 WITA

Mulyana Kembali Terpilih Sebagai Wakil Rakyat Dari Partai PAN Dapil II Kutim

Sabtu, 10 Agustus 2024 - 22:48 WITA

Anggota DPRD Novel, Menyoroti Pentingnya Koordinasi Dalam Penanganan HIV dan AIDS di Kutim

Senin, 29 Juli 2024 - 22:37 WITA

Perlunya Edukasi dan Infrastruktur untuk Atasi Kekerasan Terhadap Perempuan

Senin, 29 Juli 2024 - 22:34 WITA

Faisal Rachman Anggap Investasi Yang Masuk Ke Kutim Tidak Memberikan Dampak Yang Berarti

Senin, 29 Juli 2024 - 22:31 WITA

Joni Ungkapkan Salah Satu Cara Menjaga Keamanan Di Lingkungan Masyarakat

Senin, 29 Juli 2024 - 22:13 WITA

Fitriyani Setuju jika Kutai Timur Menyediakan Tanah untuk Sekolah SMA

Berita Terbaru

DPRD Kutim

Pandi Widiarto Wajah Baru Anggota DPRD Kabupaten Kutai Timur

Kamis, 15 Agu 2024 - 22:34 WITA