KUTAI TIMUR – Dua perguruan tinggi swasta di Kutai Timur, yakni STIPER dan STAIS, diwacanakan akan digabungkan.
Asisten III Bidang Administrasi Umum Kutai Timur, Sudirman Latif, menjelaskan wacana tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah Kabupaten Kutai Timur.
“Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mendorong pengembangan pendidikan tinggi yang lebih mandiri dan berdaya saing,” kata Sudirman saat ditemui, Jumat (15/11/2024) kemarin.
Selain itu, alasan lainnya karena STIPER dan STAIS adalah dua perguruan tinggi swasta yang didanai oleh pemerintah daerah, meskipun masing-masing memiliki yayasan sendiri.
“Saat ini, ada rencana untuk menggabungkan kedua perguruan tinggi tersebut dan menaikkan statusnya menjadi universitas,” terangnya.
Namun, ia mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah pusat terkait moratorium pembentukan perguruan tinggi negeri menjadi tantangan tersendiri.
“Kita harus mengikuti aturan dari Kementerian Pendidikan, yang saat ini masih memberlakukan moratorium. Untuk itu, kami berencana mengembangkan beberapa program studi tambahan di bidang sosial dan budaya, seperti pariwisata dan bisnis digital,” tambahnya.
Lebih lanjut, terkait izin dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Sudirman mengatakan telah mengantongu lampu hijau untuk melanjutkan proses ini.
Ia menambahkan, jika wacana ini benar-benar terlaksana, universitas tersebut akan membuka lebih banyak prodram studi (Prodi).
“Kita perlu membuka lebih banyak program studi agar memenuhi syarat menjadi universitas. Saat ini, kita fokus pada dua program studi tersebut, dengan harapan dapat menambah fakultas baru di masa depan,” ujarnya.
Tim percepatan merger, jelasnya, juga berencana melakukan studi banding ke universitas lain, seperti Unikarta Tenggarong.
“Kami ingin melihat bagaimana universitas lain mengelola berbagai fakultas, termasuk fakultas agama Islam, eksakta, dan sosial ekonomi. Ini akan menjadi referensi penting bagi kami,” katanya. (Adv/r)